Protected: Materi Akuntansi Multiparadigma
WAKTU
Status
waktu
ya waktu, yang aku gundahkan kali ini
waktu yang memasuki seluruh sendi kehidupan
semesta tanpa celah sekecil zarahpun
ya waktu, yang aku fikirkan kali ini
waktu yang memasuki seluruh ruang rasionalitas
bahkan irasionalitas yang katanya tak berwaktu itu
ya waktu, yang aku resapi kali ini
waktu yang merembes ke seluruh rentangan nurani
bahkan menembus kesadaran sekaligus tak berkesadaran itu
apakah memang waktu yang menunggu
seluruh kejadian menjadi selesai
dengan akhir yang tak penting bagi waktu
baik buruk benar salah berhasil gagal
bagi waktu hanya menunggu hasil
sesuai interaksi apapun itu?
apakah memang waktu juga tak hendak menunggu
seluruh hasil itu selesai atau tidak
manis pahit kering basah longgar sesak
hancur tertata berbunga layu
apapun itu tak penting?
jadi, bagi waktu memang tak penting itu hasil
bagi waktu yang penting adalah juga hasil itu sendiri
jadi bagi waktu yang tak penting dan penting itu
bukan hasil sekaligus hasil itu sendiri
jadi, untuk apa waktu itu?
atau memang kita tak perlu lagi berlomba dengan waktu
yang diminta oleh waktu apa kalau begitu?
ah, sudahlah,
memangkah kita melampaui waktu saja
meninggalkan waktu di belakang
mendahului waktu tanpa waktu
memundurkan kejadian di luar waktu
melakukan apapun di luar batas waktu?
jadi, menembus fikiran
menembus semesta
menembus segala sesuatu
tanpa ruang
tanpa waktu
itu realitas sebenarnyakah?
ya, waktu tak berwaktu saja…
singosari, 3 rajab 1435 H
Washington Consensus
Bagaimana pendapat saudara mengenai Washington Consensus? Berikut beberapa artikel dan diskursus mengenai Washington Consensus:
1. A Short History of the Washington Consensus
2. The Washington Consensus as Policy Prescription for Development
3. The Post Washington Consensus Consensus
4. Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik
5. Kebijakan Pembangunan Neoliberal di Asia Pasca-Konsensus Washington
6. Reformasi Politik dan Pemulihan Kedaulatan Rakyat
Riset dan Pemasaran: Etnografi dalam “Microsoft and Apple Worlds”
Microsoft, ya nama itu tidak mungkin tidak kita kenal, terutama bagi generasi the 3rd Wave of Technology, era modern yang sangat “kental” interaksi teknologinya dengan dunia komputerisasi. Komputer personal maupun laptop di kampus, instansi, rumah, maupun untuk keperluan pribadi didominasi Sistem Operasi berbasis Microsoft Windows. Software untuk aplikasi perkantoran kita juga hampir semua menggunakan Microsoft Words, Excel, dan Powerpoint, paketan software Microsoft Office. Continue reading
Manajemen Pemasaran: Materi Minggu Ke-4
Banyak perkembangan dan cara pandang baru dalam pemasaran, tidak hanya dari sudut pandang tradisional seperti selling (menjual) sampai dengan yang paling aktual atau banyak digunakan yaitu marketing (memasarkan). Ya, seperti dijelaskan Kotler dan Keller (2011), tujuan pemasaran memang ingin mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa bisa sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Di era lanjut kemudian, Kotler dan Keller (2011) menegaskan, pemasaran tidak lagi hanya pembeda dari cara menjual produk dengan mengidentifikasi serta memenuhi kebutuhan manusia saja. Lebih dari itu marketing saat ini memiliki perspektif untuk kepentingan sosial dan masyarakat.
Ternyata, realitas marketing tidak hanya seperti dipahami Kotler dan Keller (2011). Marketing telah melesat jauh melampaui ide-ide tradisional bahkan ide aktual sekalipun. Perkembangan “marketing lanjut” yang dapat ditangkap sampai saat ini, seperti di bawah ini:
1. Social Marketing. Pandangan social marketing mengedepankan aspek sosial, kebutuhan masyarakat, dengan menggunakan konsep marketing yang ada untuk mewujudkan social good daripada hanya kepentingan profit. Bagi social marketing, kebaikan atau kebahagiaan sosial merupakan arus utama. Profit bukan target utama, kalaupun ada its ok, tetapi tujuan utama tetap pada kepentingan masyarakat yang lebih baik. Contoh dari penganut pandangan social marketing adalah National Social Marketing Centre (NSMC) yang dapat diakses via laman http://www.nsmcentre.org.uk.
2. Green Marketing. Green Marketing lebih menekankan orientasinya pads pandangan sustainability (keberlanjutan) lingkungan. Salah satu yang getol menyosialisasikan Green Marketing adalah Jacquelyn A. Ottman (2011) melalui bukunya The New Rules of Green Marketing. Pendekatan Green Marketing dari Robert Dahlstrom (2011) bahkan lebih maju dengan Green Marketing Management-nya. Menurutnya Green Marketing Management didefinisikan: “...as the process of planning and executing the marketing mix to facilitate consumption, production, distribution, promotion, packaging, and product reclamation in a manner that is sensitive or responsive to ecological concerns.”
3. Ethical and Spiritual Marketing, yang memandang bagaimana marketing tidak hanya berorientasi pada profit, sosial maupun lingkungan. Banyak pandangan memahami marketing harus beretika, bahkan harus memiliki aspek spriritualitas (lihat misalnya Rakesh 2012, atau Kale). Yang paling bagus lagi adalah buku yang ditulis oleh Lawrence Ellyard mengenai The Secret of Spiritual Marketing.
4. Religious Marketing. Bagi masyarakat beragama, misalnya Islam saat ini telah mulai mengembangkan Islamic Marketing (Madya dan Haque 2012; Alom dan Haque 2011; Hosseini dan Aidi 2013, dan lainnya). Kita dapat mengakses laman-laman Islamic Marketing, misalnya http://islamicmarketing.org. Islamic Marketing juga telah memiliki organisasi internasional, yaitu International Islamic Marketing Association (IIMA). Di Indonesiapun telah banyak berkembang Islamic Marketing, baik riset maupun praktiknya.
Jadi, bagaimana menurut saudara?
Islam dan Nasionalisme: Pandangan HOS Tjokroaminoto
ISLAM DAN NASIONALISME
Oleh: HOS Tjokroaminoto
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran: 104)
Apabila benar berita-berita yang kita dengar, baik dari yang kita kenal maupun dari surat kabar Islam maupun non Islam, terutama mengenai tulisan yang dimuat di Fadjar Asia, tulisan saudara tuan Ahmad Hilmy, seorang jurnalis Muslim terpandang, maka menjadi jelaslah cepat atau lambat, kelompok yang berkuasa di Turki, yakni kelompok Kemalis, senantiasa berusaha dengan zalimnya mereduksi kekuatan-kekuatan Islam. Kelompok Kemalis telah mereduksi kekuatan Islam yang telah berabad-abad menjadi sumber kekuatan dan pedoman hidup jutaan rakyat di Turki. Mereka dengan keras bahkan kasar meletakkan Islam di belakang dan meletakkan cita-cita Asing (baca: Barat) di depan, yaitu cita-cita “kewadagan” (materialisme). Continue reading
Protected: Silabus Metpen Multiparadigma S2
Protected: Silabus Akuntansi Syariah S2
Korporatokrasi dan Kemandirian Bangsa: Refleksi Buku Selamatkan Indonesia!
Rais (2008; 82) dalam bukunya: Selamatkan Indonesia! Agenda Mendesak Bangsa, menilai bahwa dalam dunia ilmu sosial, istilah korporatokrasi belum digunakan secara meluas dan relatif baru.